Bisnis.com, JAKARTA - PT Mass Rapid Transit Jakarta telah menyelesaikan survei penumpang (ridership survey) 2018 tentang penggunaan transportasi massal di Ibu Kota.
Direktur Operasional PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan ridership survey dilakukan secara online yang diikuti oleh 10.073 responden yang disebar di radius 10 mil di wilayah DKI Jakarta.
"Survei ini telah kami analisis. Hasilnya 65,5% responden bersedia berpindah ke MRT," katanya, Kamis (31/5/2018).
Dia menuturkan sebanyak 28,8% responden mengatakan tidak tahu apakah akan berpindah menggunakan moda transportasi massal berbasis kereta tersebut. Sementara itu, 5,7% responden mengatakan akan pindah ke MRT.
Ada beberapa alasan yang membuat para responden yang merupakan warga Jakarta dan warga di kota-kota sekitarnya ingin berpindah menggunakan MRT. Namun, tak disangka responden justru mengungkapkan bawa tarif bukanlah pertimbangan utama.
"Penumpang justru lebih mengutamakan kecepatan perjalanan, kehandalan, kenyamanan, serta kemudahan akses," imbuhnya.
Baca Juga
Karena hasil survei mengungkapkan banyak animo masyarakat untuk menggunakan MRT sangat tinggi, Agung pun meminta pemerintah mendukung sepenuhnya operasional kereta fase I dengan rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia tersebut.
"Tingginya minat masyarakat untuk berpindah menggunakan MRT perlu didukung dengan kebijakan pemerintah agar berkelanjutan [sustainable]," ungkap Agung.
Seperti diketahui, PT MRT Jakarta telah ditugaskan sebagai operator utama, baik untuk kereta maupun kawasan transit terintegrasi (transit oriented developemt/TOD), pada jalur koridor I fase I. Jika mengacu pada jadwal, kereta MRT pertama di Indonesia akan beroperasi mulai Maret 2019.