Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pedestrian light controlled crossing atau pelican crossing yang memberi kemudahan bagi warga lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, dan ibu hamil.
Dalam kesempatan itu Anies menilai kehadiran pelican crossing tidak hanya untuk estetika namun demi memudahkan pejalan kaki.
"Dengan kehadiran fasilitas ini, tidak perlu repot-repot naik turun tangga," kata Anies, Kamis (2/8/2018).
Dalam agenda peninjauan tersebut turut hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Selain itu, Anies sempat membantu ibundanya Aliyah Rasyid untuk menyebrang fasilitas pelican crossing ini.
Anies mengakui agenda meninjau pelican crossing ini terjadi secara mendadak setelah mereka memeriksa kesiapan dari Gelora Bung Karno dan trotoar sepanjang Jalan Sudirman--MH Thamrin.
Dia menambahkan bahwa ingin menunjukkan kepada pemerintah pusat kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam membangun fasilitas untuk kepentingan bersama.
Baca Juga
"Beliau merasakan sendiri tadi seperti suasana sekitar Bundaran HI kata beliau beda secara estetika, namun dalam arti yang positif," ujarnya.
Seperti diketahui, pelican crossing ini dibangun untuk menggantikan peran dari Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang diturunkan pada beberapa waktu lalu. JPO Bundaran HI tersebut dinilai mengganggu pandangan Patung Selamat Datang yang dibangun dalam menyambut Asian Games pada 1962 lalu.
Pemprov DKI menyiapkan dana sekitar Rp100 juta untuk membangun sebanyak 4 titik pelican crossing. Pembangunan pelican crossing ini dilakukan oleh pihak Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dan Dinas Bina Marga.
Sebelumnya, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menjelaskan bahwa rencana penurunan JPO Bundaran HI telah ada sejak era Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso.
"Era Sutiyoso sudah ada rencana pembongkaran semua JPO Jalan Sudirman--MH THamrin dan diganti dengan jembatan bawah tanah atau underpass yang menghubungkan antara gedung, stasiun MRT, dan halte Transjakarta. JPO dianggap mengganggu visual lansekap jalan," kata Nirwono kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Sementara itu, pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengingatkan agar pemasangan pelican crossing ini harus bersifat sementara.
Pemprov DKI harus berupaya agar PT MRT segera membangun jembatan bawah tanah. Hal ini untuk mengurangi potensi tergangggunya arus lalu lintas.
"Jalan sepadat itu nanti akan macet semua," kata Djoko kepada Bisnis pekan lalu.