Bisnis.com, JAKARTA–Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta ajak PD PAM Jaya untuk menggunakan air baku yang terdapat di waduk-waduk yang dikelola oleh pemerintah provinsi.
Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan hingga saat ini aset-aset berupa waduk yang dikelola dinas belum dimanfaatkan oleh PD PAM Jaya.
Dengan kerjasama kedua instansi, diharapkan Dinas SDA dapat mengadopti teknologi water treatment dari PD PAM Jaya sehingga kualitas air baku yang akan digunakan bisa dijaga.
"Saya berharap dengan ketersediaan air di hulunya seperti Waduk Cimanggis dan kawasan hilirnya seperti Waduk Rorotan dan Waduk Marunda, ini yang kita tingkatkan kerjasamanya," kata Teguh, Kamis (14/2/2019).
Di lain pihak, Dirut PD PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo mengatakan penambahan pasokan air baku diperlukan karena pada tahub 2023 cakupan dari pelayanan air minum di DKI Jakarta mencapai 82%.
Untuk saat ini sebagian besar air baku yang dikonversi menjadi air minum sebagian besar berasal dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II dengan pasokan 16.800 liter/detik.
Baca Juga
Pasokan air yang dikelola menjadi air minum tersebut juga dipasok oleh PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) dimana PD PAM Jaya mendapatkan pasokan air curah sebesar 2.875 liter/detik.
Adapun untuk sisanya PD PAM Jaya memasok air baku dari Kanal Banjir Barat dengan pasokan 680 liter/detik, Kali Krukut 400 liter/detik, dan Cengkareng Drain 150 liter/detik.
Menurut Bambang, ada beberapa parameter yang perlu dipenuhi sebelum PD PAM Jaya mengambil air baku yang bersumber dari sungai, akan tetapi untuk sekarang air baku yang bersumber dari sungai tersebut masih bisa diolah menjadi air minum meskipun prosesnya memakan waktu lebih lama.