Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skuter dan Sepeda Listrik Berpeluang Jadi Transportasi Andalan Jakarta

Salah seorang rekan yang berprofesi sebagai pewarta, tiba-tiba menelepon sembari tertawa kecil, memamerkan bahwa skuter listrik ternyata bisa digunakan untuk menunjang aktivitas pekerjaan sehari-hari.
Skuter Listrik Yamaha EC-05. /Foto Yamaha
Skuter Listrik Yamaha EC-05. /Foto Yamaha

Bisnis.com, JAKARTA — Salah seorang rekan yang berprofesi sebagai pewarta, tiba-tiba menelepon sembari tertawa kecil, memamerkan bahwa skuter listrik ternyata bisa digunakan untuk menunjang aktivitas pekerjaan sehari-hari.

"Biar sah jadi kaum urban Ibu Kota," ujarnya di atas skuter yang baru saja dicobanya selepas mendapat tugas menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, dari kawasan Senayan menuju kediamannya di kawasan Tanah Abang.

Manajer Komunikasi dan Partnership Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) Indonesia Fani Rachmita menjelaskan hal serupa, bahwa kendaraan listrik micromobility seperti skuter atau sepeda listrik yang disewakan dengan skema sharing tersebut, merupakan salah satu jalan keluar agar warga Ibu Kota mulai mengurangi penggunaan kendaraan bermotor konvensional.

Pada dasarnya, nonmotorized transport (NMT) seperti sepeda dan kendaraan listrik mikro jarak dekat, hanya kendaraan first mile atau last mile, di mana kemudian fasilitas transportasi massal seperti Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Rel Terpadu (LRT), dan Bus Rapid Transit (BRT) merupakan transportasi antara jarak jauh.

"Misalnya begini, walaupun sudah ada infrastruktur untuk mendorong masyarakat bersepeda, tak mungkin sampai jauh, pasti setelah itu tetap naik MRT, atau bus. Tapi apa semua orang punya sepeda lipat? Bagaimana kalau sepeda gunung? Nah, maka dari itu sistem seperti bike-sharing bisa jadi jalan keluar," ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/10/2019).

Fani mengungkap bahwa hal ini telah tercantum dalam rekomendasi Jakarta Ramah Bersepeda yang diajukan ITDP Indonesia ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

ITDP tengah mengajukan total rencana jalur sepeda sepanjang 63 km yang terbagi ke dalam 3 fase. Pertimbangan pemilihan jaringan akan diprioritaskan yang berada di sekitar fasilitas transportasi umum, terhubung dengan jalur sepeda eksisting, dan bagian dari segmen jalan yang berlaku aturan ganjil-genap.

Menurut Fani, apabila pemprov serius mengembangkan NMT dan kendaraan listrik mikro, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Misalnya, membuat grand design, infrastruktur parkir sepeda, dan membuat regulasi terkait bikesharing.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengaku terbuka terhadap persiapan Ibu Kota mengakomodir para pesepeda. Hari menekankan bahwa jalur-jalur sepeda yang ada akan dirancang semakin baik seiring dengan penataan trotoar yang tengah berlangsung.

"Konsep kedepan, jalur sepeda nanti harus telindungi dari ancaman kendaraan yang ada di jalan, harus masuk ke dalam buffer. Saya pastikan tahun 2020 jalur sepeda ada di dalam, tidak turun ke jalan. Kemudian ada jalur hijau, jalur pejalan kaki, ada street fruniture, dan akeseoris, lampu jalan, bangku, halte dan taman," jelasnya di Balai Kota, Senin (21/10/2019).

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan bahwa pihaknya tengah membahas dan mempersiapkan regulasi terkait bike sharing, parkir sepeda di fasilitas transportasi massal, serta upaya mendorong peningkatan fasilitas pesepeda lainnya.

"Untuk bikesharing, kita arahkan memang ke pusat-pusat kegiatan tujuannya adalah menjadi last mile untuk tujuan akhir si pelaku perjalanan. Contohnya mereka akan membuat misalnya di kawasan jalan Sudirman-Thamrin, tapi ini pun masih dalam pembahasan bersama. Kemudian setelah ini kita akan siapkan regulasinya di tahap awal," ujar Syafrin, Jumat (18/10/2019).

Menurut Syafrin regulasi ini diperlukan untuk mengatur hal-hal teknis. Misalnya, kecepatan, penggunaan lajur, usia pengendara, rambu lalu lintas, dan kesiapan infrastruktur pengisian baterai yang mampu menumbuhkan kenyamanan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper