Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perubahan Jadwal KRL, Derita dan Keluh Kesah Para Penglaju

Perubahan jadwal KRL membuat para penglaju di Jakarta keteteran mengatur waktu. Bahkan, gara-gara jadwal baru ada yang harus pulang lebih malam. Lalu, apa manfaatnya jadwal baru?
Kereta rel listrik (KRL) Commuterline melintas di Stasiun Tanjung Barat yang berdekatan dengan lokasi pembangunan Transit Oriented Development (TOD) atau rumah susun terintegrasi dengan sarana transportasi di Jakarta, Kamis (11/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Kereta rel listrik (KRL) Commuterline melintas di Stasiun Tanjung Barat yang berdekatan dengan lokasi pembangunan Transit Oriented Development (TOD) atau rumah susun terintegrasi dengan sarana transportasi di Jakarta, Kamis (11/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Perubahan jadwal KRL sejak awal Desember 2019 telah membuat para penglaju di Jakarta keteteran. Keluh kesah pun menyeruak di media sosial, hujatan ke jadwal KRL anyar pun tidak terhindarkan.

Sejak pertengahan November 2019, pihak Commuterline terus mengingatkan kepada penumpang kalau ada perubahan jadwal kereta mulai 1 Desember 2019. Konon, perubahan itu disebabkan adanya tambahan rangkaian kereta.

Secara ringkas, jumlah KRL bertambah 12 persen, sedangkan headway alias waktu antara datangnya kereta saat peak hour turun 17 persen di jadwal Grafik Perjalanan Kereat Api (Gapeka) 2019.

Kenyataannya, para penglaju langsung berkeluh kesah sambil mention akun Twitter milik Commuterline Indonesia pada 2 Desember 2019.  Perubahan jadwal KRL membuat transisi kereta di stasiun transit kurang mulus, kereta yang tidak tepat waktu, hingga headway malah melebar yang membuat waktu tunggu kereta makin lama.

Kiki, penumpang KRL dari Bogor, mengeluhkan perubahan jadwal KRL yang membuat kereta pagi dari Bogor ke arah Tanah Abang berkurang menjadi 3 pemberangkatan dibandingkan dengan jadwal sebelumnya sebanyak 4 pemberangkatan. Selain itu, headway KRL pagi hari dari Bogor menjadi 20-30 menit dengan rangkaian 8 gerbong.

“Kami sebagai pengguna sangat dirugikan dengan jadwal baru karena kereta dari stasiun awal pemberangkatan sudah terlalu penuh, terutama yang bertujuan ke Tanah Abang,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (6/12/2019).

Kiki pun menilai perubahan jadwal KRL kali ini merupakan yang paling tidak ramah penumpang.

“Sebagai anker [anak kereta, pengguna commuterline] sejak 2013, saya sudah mengalami beberapa kali perubahan jadwal dari wacana headway 10 menit sekali sampai saat ini,” tuturnya.

Keluhan jalur Bogor ke Tanah Abang juga dikeluhkan oleh pengguna lainnya yang bernama Oliv. Penumpang yang sehari-hari  naik dari Stasiun Depok ini sempat berharap perubahan jadwal bisa membuat perjalanan dengan KRL lebih nyaman, tetapi itu hanya menjadi angan-angan belaka.

Dia mengungkapkan perubahan jadwal membuat terjadinya penumpukan penumpang di stasiun. Dengan jadwal baru ini, kereta menuju Tanah Abang seolah-olah menjadi anak tiri.

“Biasanya kereta yang ke Tanah Abang dan Jakarta Kota itu selang-seling lewatnya, tetapi sekarang yang ke Tanah Abang jadi jarang banget. Sekalinya datang malah cuma delapan gerbong yang sudah padat penumpang, sehingga sulit untuk masuk,” ujar Oliv.

Perubahan Jadwal KRL Bikin Waktu Tunggu Kereta Makin Lama

Jalur Kota Tangerang dan Tangerang Selatan pun tidak luput dari kekisruhan perubahan jadwal KRL. Jadwal baru itu bisa sampai membuat aktivitas masyarakat terganggu.

Rian, warga Kota Tangerang, menceritakan perubahan jadwal KRL membuat dirinya harus sampai rumah lebih larut. Penyebabnya, headway dari Duri ke arah Kota Tangerang setelah pukul 20.00 WIB menjadi 1 jam sekali, 2 kali lebih lama dibandingkan dengan jadwal sebelumnya, yang sekitar 30 menit sekali.

“Dua hari pertama saya enggak nyadar ada yang aneh dengan jadwal baru itu, soalnya sambil seru main game. Namun, hari ketiga saya merasa pulang kok jadi sampe jam 11 malam? Padahal, biasanya jam 10 sudah di rumah. Ternyata, memang headway-nya jadi lebih lama,” terang Rian.

Dia pun mengingat kejadian tahun lalu ketika keberadaan kereta bandara membuat headway jalur Tangerang-Duri makin melebar.

“Saya ingat sekali dulu gara-gara kereta bandara headway Tangerang-Duri di jam sibuk jadi 20 menit sekali. Dengan headway itu, kereta enggak mampu memenuhi jumlah penumpang. Eh, sekarang pas jadwal baru juga kena dampak negatif lagi, headway dari 30 menit jadi 1 jam, nasib memang,” ujar Rian.

Di sisi lain, jalur Tanah Abang  ke Parung Panjang dan seterusnya juga terkena dampak dari perubahan jadwal KRL tersebut.

Tri, warga Tangerang Selatan, mengaku perubahan jadwal KRL yang baru membuat headway juga melebar menjadi lebih lama.

“Biasanya, saya berangkat cuma nunggu 10 menit, sekarang malah harus nunggu hingga 20 menit. Harusnya sih ditambahin keretanya dan jadwal keberangkatan juga lebih dipadatin,” ujarnya.

Respons PT KCI

Melihat kekisruhan itu, PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) bisa dibilang sudah mulai merespons. Salah satunya, untuk jalur Bekasi-Manggarai.

VP Corporate  Communication KCI Anne Purba mengatakan pihaknya terus melakukan monitoring dan evaluasi dalam pemberlakuan jadwal perjalanan KRL sesuai Gapeka 2019. Hasilnya, sejak 1 Desember 2019, keterlambatan perjalanan KRL mulai berkurang.

“Kalau dilihat, pada Kamis (5/12), terpantau sebagian besar KRL dapat berangkat tepat waktu. Jika ada yang terlambat, rata-rata waktunya sekitar 10 menit yang disebabkan oleh pergantian jalur dengan kereta jarak jauh,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (6/12).

Lewat akun Twitternya, KCI sempat melakukan beberapa perubahan jadwal di beberapa jalur. Namun, balasan dari kicauan itu masih diwarnai terkait kereta yang tidak sampai tepat waktu.

Anne pun menuturkan pada Jumat (6/12), pihaknya melakukan rekayasa pola operasi yang sama dengan hari sebelumnya. Untuk KA Bekasi ada penambahan dua jadwal keberangkatan pada pukul 06.13 WIB dan 06.26 WIB.

“Kami mengimbau para pengguna KRL untuk tidak ragu menggunakan opsi perjalanan KRL yang tersedia saat memasuki stasiun. Pilihan ini dapat diambil untuk mempersingkat waktu tunggu di stasiun dan kereta. Setelah itu, pengguna bisa pindah kereta di stasiun transit agar bisa sampai tujuan,” ujarnya.

Terkait melebarnya headway di jalur Duri-Tangerang setelah pukul 20.00 WIB menjadi 1 jam sekali, Anne masih belum menjawab.

Wait ya,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper