Bisnis.com, JAKARTA – Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran membantah informasi yang beredar bahwa Jembatan Lengkung di Area Utan Kemayoran yang rubuh pada Minggu, 22 Desember menghabiskan anggaran Rp5 miliar.
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran Medi Kristianto mengatakan, dana tersebut bukan hanya untuk pembangunan jembatan saja, tetapi merupakan jumlah total anggaran yang digunakan untuk keseluruhan revitalisasi Utan Kemayoran melalui perbaikan fisik.
Antara lain untuk pembangun fasilitas panggung di atas air, ampiteater, menara pandang dan jogging track serta penangkaran burung.
“Anggaran pembangunan revitalisasi Utan Kemayoran menggunakan anggaran dari Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) secara keseluruhan totalnya Rp5 miliar bukan hanya untuk jembatan lengkung saja,” ujar Medi dalam siaran pers, Selasa (24/12/2019).
Hingga saat ini, penyebab robohnya jembatan pada Minggu 22 Desember masih dalam proses investigasi sehingga untuk sementara waktu akses ke Utan Kemayoran masih dibatasi.
Jembatan itu diketahui masih dalam proses pengerjaan oleh kontraktor dan belum diserahterimakan kepada Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran.
Baca Juga
Medi menambahkan jembatan lengkung milik PPK Kemayoran merupakan salah satu fasilitas yang ada di area Utan Kemayoran.
“Pengelola berharap dalam waktu dekat Utan Kemayoran sudah dapat dibuka untuk masyarakat umum,” tambah Medi.
Utan Kemayoran sendiri merupakan Ruang Terbuka Hijau yang direvitalisasi oleh PPK Kemayoran untuk mengubah hutan seluas 22,3 hektar yang sebelumnya pasif menjadi hutan yang aktif.
Keberadaan hutan ini juga memberikan manfaat atas terbentukya ekosistem baru bagi satwa unggas yang berdatangan di Utan Kemayoran. Revitalisasi Utan Kemayoran dilakukan PPK Kemayoran untuk memenuhi tujuan rekreasi hutan yang dapat dinikmati masyarakat, edukasi untuk mengenalkan flora dan fauna, serta konservasi untuk pelestarian mangrove di ibukota.