Bisnis.com, JAKARTA - Komisi X DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki (TIM) di Kompleks DPR, Jakarta, Senin (17/2/2020). Hasilnya, Dewan mendukung para seniman mendesak Pemerintah Provinsi DKI melakukan moratorium terhadap revitaslisasi Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Anggota Komisi X Fraksi PDIP Rano Karno mengatakan sejak awal pembangunan TIM pada 10 November 1968 bertujuan untuk mengumpulkan para seniman dan budayawan di Jakarta. Sejak pembangunan awal TIM, seniman selalu dilibatkan.
Sempat menjadi pusat kesenian dan budaya selama puluhan tahun, kini TIM mulai direvitalisasi. Seniman mengklaim tak diajak bicara dalam menyepakati pembangunan tersebut.
“Moratorium [revitalisasi TIM] saya setuju,” katanya di Ruang Rapat Komisi X Kompleks DPR, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Dorongan moratorium tersebut juga disampaikan oleh seluruh anggota Komisi X yang menyuarakan pendapat. Beberapa kali para seniman bertepuk tangan dengan respons tersebut.
Jika moratorium dikeluarkan, maka seniman meminta agar dilibatkan secara proaktif, sehingga pembangunan yang ada sesuai dengan keinginan dan kesepakatan para seniman dan budayawan.
Baca Juga
Pekerja beraktivitas di lokasi proyek revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Kamis (6/2/2020). Proses revitalisasi TIM yang ditargetkan selesai pada tahun 2021 itu sudah memasuki tahap II yakni membongkar gedung Graha Bhakti Budaya dan Galeri Cipta I./Antara
Bukan Buruk
Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki Radhar Panca Dahana mengatakan kebijakan dan tindakan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk merevitalisasi kompleks kesenian budaya itu tidak buruk. Namun, seharusnya proses pembangunan juga turut dirundingkan dengan seniman dan budayawan.
Menurutnya, seniman dan budayawan merupakan pemangku kepentingan paling utama di TIM. Apalagi sebagain dari mereka telah menjalani proses panjang dan mengeluarkan karya di sana.
“Tahu-tahu ketika kita menolak revitaliasasi itu, dia [Anies Baswedan] sudah hancurkan gedung-gedung. semua dihancukan menjadi puing-puing,” katanya.
Radhar menyebut telah berulang kali ke Balai Kota dan DPRD DKI Jakarta, namun upaya ini tidak juga membuahkan hasil. Kondisi itu mendorong para seniman dan budayawan melaporkan masalah revitalisasi ke DPR RI.
Berdasarkan catatan Bisnis, revitalisasi TIM rencananya dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada Juni 2019 dimulai dari area pintu masuk, Masjid Amir Hamzah, dan Gedung Perpustakaan. Adapun revitalisasi tahap kedua dimulai pada Januari 2020 dengan menambahkan Wisma TIM dan Asrama Mahasiswa dan Seniman.
Wisma TIM serta Asrama Mahasiswa dan Seniman merupakan fasilitas penunjang sebagai sumber pembiayaan pengelolaan TIM pasca-revitalisasi. Wisma TIM dan asrama tersebut ditargetkan beroperasi pada Juni 2021.
Sementara itu, untuk tahap ketiga, PT Jakpro akan merevitalisasi Gedung Planetarium, Gedung Galeri Cipta II, Gedung HB Jassin, dan Graha Bhakti Budaya pada Januari 2021 dan ditargetkan selesai pada Juni 2021.
Soft opening dari TIM pasca-revitalisasi rencananya dilaksanakan pada Agustus 2021. Ruang terbuka hijau (RTH) dari TIM juga akan ditambah dari semula 15 persen menjadi 50 persen dari luas TIM.
PT Jakpro setidaknya membutuhkan dana senilai Rp1,8 triliun untuk pembangunan ini. Pada tahap pertama PT Jakpro telah mendapatkan penyertaan modal daerah (PMD) sebesar Rp200 milliar di APBD 2019.