Bisnis.com, JAKARTA - Seiring pembangunan fisik Jakarta International Stadium (JIS) sebagai sarana olah raga raksasa, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) juga mempersiapkan pengembangan bisnis dan kawasannya sebagai pusat ekonomi baru Ibu Kota.
Asisten Manajer Konstruksi JIS Rizki Fauzi Sentosa menambahkan bahwa pengerjaan fisik maupun nonfisik pada konstruksi atap JIS tengah menjadi prioritas, sebab nantinya akan berperan besar pada pengembangan bisnis JIS ke depan.
JIS akan menjadi stadion pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi atap buka-tutup, dilengkapi pedestrian walk setinggi 80 m yang bisa dimanfaatkan untuk melihat pemandangan kawasan, stadion tour, bahkan jogging track bagi para pengunjung.
"Karena di Indonesia kan belum ada stadion yang punya konsep stadion tour sebagai pengembangan bisnis. Pedestrian walk atau sky viewing deck di bagian struktur atap ini salah satu yang kita tawarkan di sektor pariwisata," ujar Rizki ketika dikonfirmasi Bisnis, Minggu (15/3/2020).
Terkini, enam dari delapan tiang-tiang kolom utama atau slipform stadion berkapasitas 82.000 penonton ini masih menjadi fokus pengerjaan, di samping tribun dan konstruksi sisi selatan stadion juga dalam proses.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan 'Jakarta International Stadium' atau Stadion Bersih, Manusiawi dan Wibawa (BMW) di kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Saat ini pembangunan proyek Stadion BMW yang akan memiliki kapasitas 80 ribu penonton tersebut telah mencapai tahap pekerjaan struktur bagian bawah dan struktur atas dengan persentase 19,6 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Direktur Proyek JIS Iwan Takwin menjelaskan lebih lanjut bahwa selain sky view deck, potensi wisata di dalam maupun luar kawasan stadion masih terus digodok seiring dengan pengerjaan fisik stadion.
"Kalau di [dalam] area stadion, kita mau buat juga area climbing dari bawah menuju sky view deck di atas. Ada pula area training ground, lapangan futsal juga. Jadi beberapa sarana olah raga lain juga dibuat sebagai potensi bisnis, di samping mendukung lapangan [sepak bola] besarnya," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (15/3/2020).
Sementara itu, kawasan sekitar stadion seluas 300.000 m3 di atas lahan 22 Ha ini direncanakan menjadi pusat ekonomi baru, diwarnai beragam bangunan mixed use, seperti apartemen, hotel, atau lifestyle mall, di samping sarana olah raga pendukung lainnya.
"Sudah banyak developer yang ingin bekerja sama meramaikan kawasan sekitar JIS. Apalagi, kita juga punya rencana membangun danau sebagai tempat wisata dan olah raga air. Strategi kerja sama dan bisnisnya masih dirancang sambil pembangunan berjalan, kita ungkap nanti," tambah Iwan.
Iwan optimistis pembangunan kawasan JIS mampu memenuhi ekspektasi, sebab selain memiliki potensi memecahkan rekor sebagai stadion dengan pengerjaan tercepat di dunia melebihi Guangdong Olympic di China dan Allianz Arena di Jerman, segala persyaratannya sebagai stadion berstandar internasional pun berjalan beriringan.
Misalnya, persyaratan ketersediaan transportasi publik dari dua sisi untuk penonton (Home-Away) dari federasi asosiasi sepak bola internasional (FIFA), demi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
"KRL [Kereta Rel Listrik] dan MRT [Moda Raya Terpadu] yang jalurnya dekat, kita usahakan punya akses masuk. Kalau dari kita sendiri sudah pasti ada kereta Lintas Rel Terpadu [LRT] dari Kelapa Gading ke JIS. Progresnya sekarang pengerjaan awal dan izin trase sampai ke kawasan," ungkap pria yang juga dipercaya Jakpro sebagai Direktur Proyek LRT Jakarta ini.
Seperti diketahui, PT LRT Jakarta selaku anak usaha Jakpro kini telah mengoperasikan kereta LRT Velodrome-Pegangsaan Dua. Pengerjaan proyek lanjutan LRT Kelapa Gading-Kemayoran terus digenjot sembari menunggu izin trase 1,8 km lagi menuju kawasan JIS.
Menurut catatan Bisnis, anggaran pembangunan LRT Jakarta fase II akan berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) Pemprov DKI Jakarta untuk Jakpro secara bertahap dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Yakni sebesar Rp2,2 triliun untuk Prasarana LRT Jakarta koridor 1 fase 2A Kelapa Gading-JIS dan Rp362 miliar untuk Sarana LRT Jakarta koridor 1 fase 2A Kelapa Gading-JIS dalam APBD 2020. Kemudian Rp3,1 triliun pada APBD 2021 dan Rp1,1 triliun pada APBD 2022.
Sementara JIS tengah yang tengah digarap konsorsium (kerja sama operasional/KSO) pemenang tender, yakni PT Wijaya Karya Gedung, PT Jaya Konstruksi, dan PT Pembangunan Perumahan (PT PP) memiliki nilai total investasi Rp4 triliun.