Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat terjadi peningkatan signifikan mobilitas masyarakat dari dan menuju tempat kerja selama Pembatasan Sosial Berskala Besar transisi sepekan terakhir.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengatakan peningkatan itu tercatat sebesar 8,07 persen jika dibandingkan dengan mobilitas masyarakat selama PSBB ketat jilid kedua.
Angka itu dihimpun melalui Big Data yang dimiliki Google selama 12 hingga 20 Oktober 2020.
“Sementara itu mobilitas masyarakat dari dan menuju toko bahan makanan dan apotek minus 4,21 persen,” kata Syafrin melalui keterangan tertulis, Selasa (27/10/2020).
Di sisi lain, dia menambahkan, intensistas masyarakat untuk berkunjung ke retail dan tempat rekreasi cenderung meningkat sebesar 2,71 persen.
Angka itu diikuti dengan tingginya animo masyarakat untuk menaiki transportasi publik yang berada di kisaran 5,21 persen.
Sebelumnya, Survei Social Resilience Lab Nanyang Technological University (NTU) bersama Lapor Covid-19 menunjukkan sekitar 39 persen masyarakat DKI Jakarta masih bekerja di luar rumah alias tidak dapat melaksanakan work from home (WFH) selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid kedua.
Pakar Sosiologi Bencana dari NTU Sulfikar Amir menuturkan angka ini bakal berdampak signifikan dalam memengaruhi tingkat keberhasilan penerapan PSBB jilid kedua.
“Jadi konsen kita di sini ada sekitar 39 persen hampir 40 persen dan ini angka yang signifikan yang memengaruhi efek dari PSBB. Idealnya, 80 persen pekerja itu berada di rumah, kemudian situasinya memang berbeda antarpekerjaan,” kata Sulfikar dalam diskusi daring yang diunggah akun YouTube Lapor Covid-19, Kamis (17/9/2020).
Survei Nanyang Technological University bersama Lapor Covid-19 dilakukan selama 11 hingga 14 September 2020 dengan 82.655 responden yang tersebar di 267 kelurahan di wilayah DKI Jakarta.