Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian di DKI Jakarta dinilai berbanding lurus dengan cakupan testing yang terbilang rendah selama dua pekan terakhir.
Demikian disampaikan epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman, Senin (9/11/2020).
“Apakah ini karena keberhasilan PSBB transisi tentu ada pengaruhnya. Tetapi seberapa jauh, trennya ini menurun, sebetulnya belum bisa dipastikan karena cakupan testing yang menurun ini yang membuat adanya keraguan dalam melihat tren yang ada di DKI,” kata Dicky melalui pesan suara.
Dicky berpendapat cakupan testing Covid-19 di Ibu Kota belum waktunya untuk diturunkan. Dia beralasan persentase kasus konfirmasi positif atau positivity rate DKI Jakarta belum berada di bawah lima persen.
“Karena angka rata-rata kematian di DKI dua digit dan angka kematian dengan protokol Covid-19 dua kali lipat dari kematian konfirmasi positif. Ini sinyal yang serius bahwa pengendalian Covid-19 di DKI belum terkendali dan belum aman,” tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan berdasarkan data epidemiologis selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, kondisi wabah Covid-19 di DKI Jakarta lebih terkendali dan menuju kategori aman.
Baca Juga
Kendati demikian, Anies meminta agar semua pihak makin waspada. Dia mengimbau jangan sampai karena melihat kondisi penularan melambat lalu menjadi tidak disiplin.
"Ingat, masih terjadi penularan meskipun melambat. Jadi, harus tetap disiplin protokol kesehatan khususnya 3M," kata Anies dalam keterangan resmi, Minggu (8/11/2020).
Pemprov DKI Jakarta mencatat terjadi penurunan signifikan dari kasus aktif sebesar 55,5 persen selama 14 hari terakhir dari 12.481 pada 24 Oktober menjadi 8.026 pada 7 November 2020.
Selain itu, tingkat kesembuhan juga menunjukan tren perbaikan dengan 90,7 persen pada 7 November 2020. Sementara itu, pada dua pekan sebelumnya tingkat kesembuhan berada di angka 78,9 persen (26/9), 82,3 persen (10/10), dan 85,4 persen (24/10).
Kemudian, tingkat kematian di Pemprov DKI juga cenderung stabil di angka 2,1 persen pada 7 November dan 24 Oktober 2020. Angka kematian tersebut menunjukkan tren penurunan dibandingkan dua pekan sebelumnya yaitu 2,4 persen (26/9) dan 2,2 persen (10/10).
Jumlah laporan akumulatif kasus terkonfirmasi positif pun menunjukkan tren pelambatan. Pada 7 November 2020, kasus konfirmasi positif di Jakarta berjumlah 111.201 atau meningkat 9,87 persen dibanding dua pekan sebelumnya yang berada di angka 100.220 (24/10).
Angka tersebut menurun jika dilihat pada perubahan data kasus positif 70.184 (26/9) dan 85.617 (10/10) yang meningkat 18,03 persen serta perubahan data kasus positif 85.617 (10/10) dan 100.220 (24/10) atau meningkat 14,57 persen.
Dari data tersebut terlihat bahwa peningkatan akumulasi kasus konfirmasi positif di DKI Jakarta setiap dua pekan menunjukkan tren penurunan yaitu 18,03 persen pada 26 September - 10 Oktober, 14,57 persen pada 10 - 24 Oktober, dan 9,87 persen pada 24 Oktober - 7 November 2020.
"Artinya, penularan masih ada di Jakarta namun melambat setiap dua pekan terakhir selama PSBB Transisi ini. Kami mengapresiasi masyarakat yang terus melaksanakan protokol kesehatan dengan 3M secara disiplin," jelas Anies.