Bisnis.com, JAKARTA - Kualitas udara di DKI Jakarta belakangan terus memprihatinkan. Bahkan, Ibu Kota pernah menempati posisi pertama dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data dari aplikasi penyaji data kualitas udara di kota besar Indonesia, Nafas, wilayah Kemang Selatan memiliki indeks kualitas udara terburuk yang mencapai angka 211 dan menandakan kualitas yang sangat tidak sehat per 24 Juni 2022, jam 2.05 WIB.
Setelah Kemang Selatan, wilayah dengan kualitas udara terburuk selanjutnya adalah Bumi Serpong Damai (BSD) dengan indeks kualitas udara 173, disusul Bintaro dan Cibubur dengan angka 168, serta Kemandoran dengan indeks kualitas udara 167.
Pada pagi hari, Bintaro dan BSD sempat menjadi daerah dengan kualitas udara terburuk di Jakarta yakni mencapai lebih dari 200. Kondisi tersebut diunggah oleh akun Instagram @pandemictalks, Jumat (24/6/2022.
Dalam unggahan tersebut, Bintaro dan Serpong berturut-turut memiliki indeks kualitas udara mencapai angka 221 dan 204. Angka tersebut menandakan kualitas udara yang sangat tidak sehat.
Adapun, kualitas udara di Jakarta telah berada di kondisi yang tidak sehat sejak Selasa, 14 Juni 2022 dengan indeks kualitas udara yang mencapai angka 199 pada pagi hari.
Baca Juga
Berdasarkan data yang dikeluarkan IQAir, pada hari ini sekitar pukul 14.56 WIB, Jakarta memiliki indeks kualitas udara dengan angka 163 atau tergolong tidak sehat. Angka tersebut menjadikan Jakarta menempati posisi kedua dalam daftar kota dengan kualitas terburuk di dunia.
Sakadar informasi, Nafas sudah memasang 46 sensor yang tersebar di Jabodetabek. Sensor tersebut dapat memperbarui data kualitas udara setiap 20 menit. Data yang disajikan dalam aplikasi Nafas berupa kadar Air Quality Index (AQI) dan Particulate Matter (PM) 2,5.