Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Formula E Jakarta 2023 Berakhir, Keuangan Jakpro Diproyeksi Kembali Rugi

Kondisi keuangan Jakpro diproyeksikan kembali merugi usai pelaksanaan Formula E 2023.
Sejumlah pembalap melaju dalam sesi latihan bebas kedua balapan Formula E 2023 Jakarta di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Jakarta, Sabtu (3/6/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Sejumlah pembalap melaju dalam sesi latihan bebas kedua balapan Formula E 2023 Jakarta di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Jakarta, Sabtu (3/6/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.

Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi keuangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) diproyeksikan kembali merugi usai menyelenggarakan Formula E Jakarta 2023. Seperti diketahui, Jakpro tak kunjung membukukan laba bersih sejak 2019.

Direktur Eksekutif Centre For Budget Analysis (CBA) Ucok Sky Khadafi mengatakan bahwa keuangan Jakpro dipastikan kembali mengalami kerugian setelah menyelenggarakan Formula E Jakarta 2023. Hal ini karena agenda internasional itu membutuhkan dana yang besar. 

“Saya yakin masih akan rugi, karena community organizer [CO] yang digandeng oleh Jakpro kemahalan, harusnya mereka cari yang murah untuk meminimalisir kerugian,” ujar Ucok kepada Bisnis, Selasa (6/6/2023).

Potensi kerugian tersebut juga tercermin dari minimnya informasi yang didapatkan masyarakat terhadap penyelenggaraan Formula E 2023. Pasalnya, banyak masyarakat yang belum mengetahui gelaran balap mobil internasional tersebut. 

“Saya melihat Jakpro ini penyelenggara yang belum profesional, dan penakut, makanya rugi terus,” jelasnya.

Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono juga memproyeksikan Jakpro berpotensi rugi pada Formula E Jakarta 2023.

Gembong mengatakan bahwa saat Formula E 2022 menggunakan APBD DKI ada 30 sponsor, sementara Formula E 2023 digelar tanpa APBD dan Jakpro hanya mampu menggandeng 19 mitra. 

“Ini bahaya, artinya ketika menggunakan APBD, ada 30 perusahaan yang mensponsori. Sementara ketika acaranya digelar tanpa APBD dan murni oleh Jakpro, hanya mampu 19 mitra, bayangkan saja kerugian sudah di depan mata,” ujar Gembong.

Sebagai informasi, laporan keuangan Jakpro dalam situs bpbumd.jakarta.go.id menunjukkan bahwa BUMD ini terus membukukan rugi bersih, pada 2019 rugi bersih yang diperoleh sebesar Rp76,22 miliar. 

Rugi bersih tersebut meningkat pada 2020 yang dibukukan sebesar Rp240,89 miliar, dan sempat kembali mengalami penurunan pada 2021 menjadi Rp110,83 miliar. Namun, rugi bersih kembali meningkat pada 2022 menjadi sebesar Rp280,28 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper