Bisnis.com, JAKARTA - Kualitas udara di Ibu Kota Jakarta masih dalam kondisi tidak sehat, pada Senin (14/8/2023).
Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi Ibu Kota berada di angka 159 AQI US pada pukul 11.00 WIB dan menempati peringkat ke-3 di dunia, turun perlahan dari sebelumnya.
Level ini dapat diartikan udara Jakarta tidak sehat untuk pernapasan kebanyakan orang, sehingga disarankan untuk mengenakan masker saat bepergian.
Selanjutnya, untuk tingkat konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 70.2µg/m³ atau setara dengan 14 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Sementara itu, suhu di Jakarta siang hari ini 32 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan 71 persen, gerak angin 11,1 km/jam, dan tekanan sebesar 1010 mbar.
Sebagai informasi, peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-3 di dunia dengan indikator warna adalah merah, yang artinya tidak sehat untuk pernapasan manusia.
Baca Juga
Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, dan kuning sedang.
Seiring kualitas udara Jakarta yang berada pada indikator merah, masyarakat Jakarta diimbau untuk menggunakan masker jika berada di luar ruangan, menutup jendela agar terhindar dari udara kotor dari luar, dan menghindari aktivitas olahraga di luar ruangan.
Sementara itu, warga Jakarta juga disarankan menyalakan penyaring udara di dalam ruangan agar udara yang masuk tidak membahayakan kesehatan.
Polusi udara diperkirakan telah menyebabkan 7.900 kematian di Jakarta pada 2023. Polusi udara sejauh ini juga telah merugikan sekitar US$2,1 miliar atau Rp32,1 triliun di Jakarta pada 2023.