Bisnis.com, JAKARTA — Penyediaan bahan bakar dengan standar tinggi dibutuhkan untuk mengurangi polusi udara di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengatakan berdasarkan data pemerintah polusi udara di Jakarta masih disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor.
Kemenko Marves, lanjutnya, sedang berupaya untuk meningkatkan standar bahan bakar sebelum akhir masa pemerintahan.
Meskipun Indonesia sudah menerapkan dan memproduksi kendaraan berstandar EURO4, tapi masih ada produksi bahan bakar yang berada di bawah standar itu.
“Kita butuh menyediakan bahan bakar berkualitas baik untuk masyarakat,” kata Rachmat dalam keterangannya, Senin (9/8/2024).
EURO4 adalah standar yang menetapkan batas pada polutan dalam emisi gas buang kendaraan bermotor dari pembakaran bahan bakar, seperti sulfur dan karbon monoksida, dan nitrogen oksida.
Rachmat juga menyampaikan Indonesia telah memberikan insentif fiskal untuk adopsi kendaraan listrik dan merencanakan pembangunan kawasan rendah emisi (LEZ). Kedua kebijakan ini akan membutuhkan waktu dan perencanaan yang baik.
Baca Juga
Adapun, Penasihat ClimateWorks Foundation dan ViriyaENB Catherine Witherspoon menyebutkan terdapat tiga kunci pengendalian polusi udara. Pertama adalah ilmu pengetahuan dan riset.
“Memantau kualitas udara membutuhkan penghitungan [komponen kualitas udara]. Untuk itu, harus ada penetapan parameter yang dapat menjadi alat ukur,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Kedua, lanjutnya, penanggulangan polusi udara harus memperhatikan dampak ekonomi, terutama di sektor swasta. Pemerintah yang berperan sebagai pihak yang menyamaratakan posisi antara perusahaan yang berusaha mengurangi emisinya dengan perusahaan yang enggan menekan emisi.
Terakhir, dibutuhkan perubahan perilaku untuk mendorong masyarakat dapat menghasilkan lebih sedikit emisi, misalnya melalui pembuatan kebijakan rendah emisi.
Direktur Eksekutif Riset dan Advokasi Center for Science and Environment Anumita Roychowdhury menjelaskan, pemerintahan Delhi di India telah mengurangi emisi transportasi dengan menekan penggunaan bahan bakar diesel.
“Sebelumnya, penjualan kendaraan berbahan bakar diesel penjualannya mencapai 75 persen. Sekarang hanya 7 persen. Sekitar 89 persen kendaraan di Delhi sudah memenuhi standar EURO4 atau 6,“ katanya.