Bisnis.com, JAKARTA - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) menyatakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia berupa plastik dan gabus yang terus meningkat semakin mengkhawatirkan kehidupan manusia dan lingkungan.
"Limbah plastik dan styrofoam hasil aktivitas manusia menghasilkan partikel mikroplastik yang semakin mengancam di Jakarta," kata Direktur Eksekutif KEHATI MS Sembiring melalui siaran pers diterima di Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Sembiring mengatakan produksi sampah DKI Jakarta semakin meningkat setiap tahun. Pada 2016, produksi sampah mencapai 7.099,08 meter kubik dari sebelumnya 7.046,39 meter kubik.
Dari seluruh produksi sampah itu, hanya 84,7 persen yang bisa terangkut. Sisanya terbuang ke alam, termasuk mengalir ke laut.
"Parahnya, sampah yang tidak terangkut ke tempat pembuangan dan sebagian mengalir ke laut itu kebanyakan styrofoam dan jenis plastik lainnya," tuturnya.
Selain mengancam kesehatan manusia, partikel mikroplastik yang terutama berasal dari plastik-plastik kemasan makanan dan minuman juga sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup flora dan fauna.
Baca Juga
"Karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus memiliki strategi khusus dalam menangani masalah ini untuk menyelamatkan Jakarta dari ancaman mikroplastik," katanya.
KEHATI berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa memanfaatkan momentum dunia internasional yang sedang gencar memerangi sampah plastik.
Dua hari penting internasional yang diperingati pada 2018, yaitu Hari Bumi (22 April) dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni), sama-sama mengusung tema tentang polusi plastik.