Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR SANTA: Kini Jadi "Pasar Start Up" dan Incaran Wira Usahawan Muda

Pasar tradisional ini mulai mewujudkan minat anak muda terhadap bisnis. Hal ini terbukti dengan ramainya ditawarkan makanan hingga piringan hitam, diprakarsai para enterpreneur muda.
Yajugaya/dok. pribadi
Yajugaya/dok. pribadi

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Santa di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menjadi buah bibir di kalangan anak muda Jakarta.

Pasar tradisional ini mulai mewujudkan minat anak muda terhadap bisnis. Hal ini terbukti dengan ramainya ditawarkan makanan hingga piringan hitam, diprakarsai para enterpreneur muda.

Pasar Santa diakui sebagai wujud nyata dari bisnis yang sebelumnya hanya beredar di social media yakni Instagram (28/03/2015).

Besarnya biaya membuka kios di mal mengurungkan minat beberapa pihak untuk mewujudkan tempat berjualan. Sebut saja kios Yajugaya. Kios kaos kreatif karya Randi bersama rekan-rekannya, Tiwi, Aga, dan Beni.
"Karena sewa di mal mahal, sementara kami adalah usaha rintisan. Tersiar kabar September lalu, Pasar Santa akan direhabilitasi menjadi pasar kreatif. Maka sejak September kami sudah mendaftarkan kios kaos kata kami di sana," tutur Randi kepada Bisnis.com.

Randi mengaku karena kesibukan kerja ia dan tiga kawan lain, yajugaya ini baru dibuka Februari lalu.

"Ya, kami resmi punya kios yang bisa dilihat mata baru tahun ini. Sebelumnya di dunia maya via Instagram," jelasnya.

Senada dengan Randi, Luddy Kausar, penanggung jawab social media Fatboy, sebuah kios makanan kecil di Pasar Santa juga mengandalkan Instagram.

Luddy mengaku dirinya mempopulerkan Fatboy hanya melalui instagram.

"Kalau menggunakan facebook Fan Page juga sulit, karena sekarang sudah berbayar," ungkapnya.

Luddy mengaku instagram memiliki daya yang kuat dalam menarik pembeli Fatboy. Selama bertugas sebagai penanggung jawab promosi, Luddy dan rekannya Jody, hanya mengandalkan instagram.

"Jadi sewaktu dulu follower kami masih seratus yang datang biasa saja. Kalau sekarang, sudah lebih dari enam ratus, bisa dilihat ramai sekali," tambahnya.

Peningkatakan jumlah follower berbanding lurus dengan peningkatan pembeli di Pasar Santa. Bagi Luddy, konsumen kini juga menilai kredibilitas sebuah usaha dari jumlah followernya.

"Kalau lihat follower suatu usaha sedikit. Apa mau orang membeli produk di situ? Makanya ramai jual beli follower, tetapi kami (Fatboy) menggunakan cara yang baik, tanpa membayar follower," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler