Bisnis.com, JAKARTA - Air hujan yang belum diolah ternyata berpotensi besar menjadi sumber pemenuhan kebutuhan air warga DKI Jakarta jika dikelola oleh komunitas bantaran sungai dengan baik.
Hal itu diungkapkan Agus Maryono, guru besar dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada. Agus mengingatkan pentingnya smart community untuk mengelola air hujan.
"Smart city harus didukung oleh smart community yang kaitannya dengan sungai, karena sungai sangat potensial. Harus segera dibentuk komunitas-komunitas pinggir sungai sebanyak-banyaknya, dan mereka didorong untuk mandiri," jelas Agus dalam acara seminar internasional Smart Cities di Universitas Kristen Indonesia, Sabtu, (19/9/2015).
Tak hanya membangun komunitas bantaran sungai, komunitas terkait juga berkewajiban melakukan pelatihan dan kegiatan memelihara sungai.
Menurut Agus, yang berkewajiban memelihara sungai bukan hanya warga setempat tetapi juga pemerintah dan pihak swasta melalui mekanisme corporate social responsibility.
Kolaborasi perlu tercipta jika ingin mewujudkan river restoration. "Jadi dari semua pihak bisa memberikan dana untuk river keeper sehingga air sungai bersih. Jika ada orang yang mau membuang sampah, maka warga yang akan menjaga agar tak ada orang yang membuang sampah ke sungai," ujar Agus.
Agus Maryono menjelaskan program komunitas bantaran sungai sudah terbukti berhasil di Yogyakarta, seperti Forum Komunikasi Wiongo Asri milik komunitas sungai di Kali Code.
Untuk memupuk kecintaan pada sungai, Agus memakai filosofi bahwa warga komunitas berprinsip menganggap sungai seperti halnya seorang ibu yang memberikan sumber pemenuhan semua kebutuhan. []