Bisnis.com, TANGERANG— Tak sedikit pengembang rumah murah di Banten mulai merambah kawasan Kabupaten Serang.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Banten Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Defrian Olyvia menyatakan, kendati demikain populasi terpadat tetap berada di Tangerang khususnya di Kabupaten Tangerang.
“Populasi di Kabupaten Tangerang setara 60% dari total rumah murah di Banten,” katanya kepada Bisnis, Rabu (28/10/2015).
Kondisi tersebut berkenaan dengan sukarnya memeroleh lokasi yang relatif masih strategis selain di Kabupaten Tangerang. Selain hambatan dalam pengadaan lahan, perizinan juga tetap menghantui bisnis properti rumah murah.
Defrian mengaku, waktu perizinan belum terlaksana seperti yang digembar-gemborkan pemerintah pusat selama 12 hari. Di lapangan paling cepat izin selesai dalam tiga bulan belum lagi proses sertifikasi oleh Badan Pertanahan nasional bisa sampai delapan bulan.
"Belum ada keseragaman waktu dan biaya padahal ini menyangkut cash flow para pengembang," tutur dia.
Secara umum jelang penghujung tahun ini baik segmen rumah murah maupun kelas menengah dan mewah diharapkan bertumbuh lebih baik. Penguatan pasar sejalan dengan kebijakan loan to value (LTV).
Aturan tersebut mengisyaratkan rasio LTV maksimal untuk pembelian rumah pertama 80%. Adapun hunian kedua dan ketiga masing-masing memiliki LTV paling besar 70% dan 60%. Relaksasi LTV ini bisa jadi angin segar bagi segmen end user alias pemakai.
"Selain LTV ini ada perpajakan. Rumah kelas atas, orang jadi malas beli karena malas bayar pajak yang bisa 20% sampai 25%. Tapi kebijakan ini tidak pengaruhi rumah MBR," ujar Defrian.