Bisnis.com, JAKARTA-- Untuk menghindari penghadangan, Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan mengirim truk sampah ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, pada malam hari.
“Gara-gara ada konflik ini, kami sekarang kirimnya tengah malam,” kata Husein, Koordinator Petugas Kebersihan di Pasar Kebayoran Lama, saat ditemui pada Jumat (6/11/2015).
Menurut Husein, langkah ini cukup efektif sehingga terhindar dari blokade warga Bekasi. Sebelumnya, semua armada truk yang dikirim ke Bantargebang pada siang hari mendapat penolakan sekelompok warga Bekasi.
Meski telah dikirim malam hari, sampah yang berada di Pasar Kebayoran Lama masih membeludak. Biasanya, setiap hari di tempat tersebut ada sedikitnya dua truk yang mengangkut. Namun, karena terjadi konflik, sampah yang bisa terkirim hanya satu truk.
Praktis sampah di kawasan Pasar Kebayoran Lama semakin banyak. Di tempat tersebut sedikitnya ada 20 ton sampah yang teronggok. Sampah-sampah tersebut terlihat dibiarkan saja.
“Kami juga buang di tempat penampungan sementara.”
Bukan hanya di Pasar Kebayoran Lama, membeludaknya sampah juga terjadi di Pasar Ramayana Jakarta Selatan. Di tempat tersebut, sedikitnya 45 ton sampah teronggok di penampungan sementara pasar.
“Sejak dua hari ini tidak ada truk sampah yang mengirim,” kata Kosam, 43 tahun, petugas kebersihan Pasar Ramayana.
Menurut dia, sampah tidak bisa seluruhnya terangkut ke TPST Bantargebang karena mendapat penolakan dari warga Bekasi. Karena itu, dia memutuskan membiarkan sampah tetap teronggok sampai persoalan penolakan sampah bisa diselesaikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Irmansyah mengatakan, saat ini I,a sudah menyiapkan dua tempat penampungan sementara di lahan milik swasta.
Suku Dinas Kebersihan harus merogoh anggaran daerah untuk menyewa lahan tersebut. “Ini kami lakukan sampai persoalan di TPST Bantargebang selesai,” ucapnya.