Bisnis.com, JAKARTA- Badan usaha milik daerah yang bergerak di bidang pangan DKI menggenjot kinerja masing-masing perusahaan sebagai upaya mengantisipasi kelangkaan stok kebutuhan pokok sepanjang semester kedua tahun ini.
Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo menuturkan pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan kalangan petani di Jawa Barat untuk mencetak lahan sawah baru dengan luas mencapai 100 hektare hingga 500 hektare.
"Kami sedang mengkaji contract farming dengan kelompok petani di Majalengka dan Subang untuk membuka sawah baru. Nanti mereka produksi berasnya kami yang akan take over-nya," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (11/8).
Dia menuturkan kajian kerja sama dengan kelompok petani di dua daerah di Jawa Barat tersebut nantinya akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan mulai dari pemda, perbankan, hingga Kementerian Pertanian.
Menurutnya, Kementerian Pertanian telah memberikan banyak alat sisten pertanian di sejumlah daerah produsen beras termasuk Majalengka dan Subang, Jawa Barat, sehingga akan mudah untuk diajak kerja sama.
Arief menuturkan pada semester kedua tahun ini ketersediaan beras di Pasar Induk Cipinang tak akan sebanyak semeter sebelumnya seiring adanya musim paceklik sebagai siklus tahunan pada November hingga Desember mendatang.
Baca Juga
Oleh karena itu, pihaknya mulai bekerja sama dengan daerah-daerah produsen beras dari berbagai daerah seperti dengan daerah-daerah di wilayah Pantura sebanyakj 1.000 ton per musim panen dan 2.000 ton di daerah pulau Jawa.
"Saat ini kami sudah menyiapkan kerja sama dengan Lampung Sulawesi Selatan dan daerah lainnya untuk memasok beras ke Jakarta. Ini di luar pasokan yang bisa dikirim dari produsen langganan," paparnya.
Sementara itu, Manager Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya Muhammad Fahri menuturkan sepanjang semester kedua ini pihaknya akan menggenjot pembangunan 35 Jakmart di seluruh Jakarta sebagai hilirisasi kebutuhan pokok bagi warga DKI.
Menurutnya, hingga saat ini baru terdapat 4 Jakmart yang tersebar di Jakarta. Pembangunan Jakmart akan menggunakan lahan-lahan milik pemerintah seperti di rumah susun sewa yang ada di DKI atau pun yang dimiliki kelurahan dan kecamatan.
"Saat ini kami sedang koordinasi dengan badan aset untuk mengurus perizinan lahan mana saja yang bisa kami manfaatkan. Nanti sistem sewanya seperti apa. Kalau sudah rampung baru pembangunan Jakmart dilakukan," paparnya.
Dia menuturkan, Jakmart dibangun dengan standar luas lahan mencapai 35 meter persegi dengan daya tampung sekitar 1.000 item kebutuhan pokok yang sebagian besar adalah barang-barang yang diproduksi badan usaha milik daerah di sektor pangan.
"Misalnya bahan kebutuhan pokok seperti gula, minyak goreng atau daging yang diproduksi PD Dharma Jaya. Tentunya harga yang dijual di Jakmart lebih terjangkau," paparnya.
Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusuma mengatakan pihaknya tengah mengembangkan outlet DJ Meatshop and Resto sebagai ekspansi usaha perusahaan.
Menurutnya, pengembangan outlet DJ Meatshop and Resto akan memudahkan pelanggan memeroleh kebutuhan daging yang diproduksi oleh Dharma Jaya seiring saat ini baru dipasarkan melalui internet dan satu outlet di lokasi kantor Dharma Jaya.
"Daging yang dijual Dharma Jaya melalui Meatshop sangat terjangkau karena sudah ketentuan pemerintah untuk memberikan ketersediaan daging dengan harga kompetitif dan memudahkan pelanggan untuk membeli," paparnya.