Kabar24.com, JAKARTA -- Perwakilan Serikat Becak Jakarta (Sebaja), Rasdulah mengatakan belum menemukan adanya mobilisasi becak dari luar daerah yang masuk ke DKI Jakarta menyusul rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengizinkan becak beroperasi di lokasi tertentu.
"Berdasarkan pantauan teman-teman becak di lapangan, belum menemukan yang seperti itu," kata Rasdulah di Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Dia menjelastakan para pengayuh becak umumnya sudah beroperasi lebih dari belasan tahun di Jakarta, sehingga saling mengenal dan mengetahui apabila ada penarik becak baru yang muncul di lingkungan.
"Saya dan teman-teman mendengar adanya kekhawatiran itu. Tapi belum ada sampai saat ini. Jika nanti ada, teman-teman tidak boleh mengusir karena memicu perselisihan," katanya.
"Tapi teman-teman tentunya kenal dengan rekan-rekan dari Dinas Perhubungan dan Satpol PP di sekitar pasar , jadi kalau menemukan becak pendatang agar dilaporkan ke yang berwajib," kata Rasdulah.
Rasdulah menjelaskan berdasarkan data Sebaja, di DKI Jakarta terdapat sekira 1.300 pengayuh becak yang tersebar di 11 pangkalan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. "Jakarta Barat hanya ada dua pangkalan, di Pekojan dan Jelambar. Sembilan pangkalan sisanya ada di Jakarta Utara," kata Rasdulah.
Baca Juga
Dia mengklaim populasi pengayuh becak di Jakarta Utara mencapai 1.000 orang dengan Pangkalan Koja dan Pangkalan Priok menjadi yang terbesar. "Pangkalan Koja saja punya tiga tempat utama, Pasar Koja, Pasar Lontar dan Tugu," katanya.
Lebih lanjut, Rasdulah mengatakan para pengayuh becak yang biasa beroperasi di pasar-pasar harus siap jika dipindah menjadi penarik becak di kawasan wisata, begitu pula sebaliknya. "Kami masih menunggu peraturan resminya seperti apa. Yang pasti, temen-temen penarik becak harus siap jika suatu saat digeser ke tempat wisata," katanya.
"Jangka panjangnya, kami siap apabila ada inovasi lain, misalnya: diberi pakaian seragam atau model becak yang berbeda, bahkan becak listrik sekalipun," tegas dia.