Bisnis.com, JAKARTA - Mengubah perilaku tentu butuh proses dan cara yang konsisten, begitupun mengubah peilaku penghuni Rumah Susun (Rusun) Jatinegara Barat, Jakarta dalam hal membuang sampah.
Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat, Jakarta, Dwiyanti Chotifah mengaku perubahan perilaku penghuni Rusun dalam hal membuang sampah baru terjadi setelah 3 tahun.
Proses mengubah perilaku penghuni rusun diakuinya cukup sulit karena kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan sudah sering mereka lakukan dalam waktu yang lama.
“Awal-awal mereka pindah (dari Kampung Pulo) masih ada yang membuang sampah ke luar jendela, tapi kita sebagai pengelola harus terus menerus memberikan pemahaman kepada warga,” kata Dwiyanti di Rusun Jatinegara Barat, Minggu (8/9/2019) dikutip dari siaran pers Kemenkes.
Aturan larangan buang sampah sembarangan pun dibuat hingga diterbitkannya surat edaran untuk membuang sampah di tempat sampah yang disediakan di luar gedung.
Sebelum ada surat edaran tersebut, sampah dipungut langsung oleh cleaning service ke setiap kamar. Kemudian, Dwiyanti menyatakan pihaknya menerbitkan surat edaran ke seluruh penghuni Rusun Jatinegara untuk membuang sampah ke tempatnya.
Baca Juga
“Prosesnya 3 bulan sosisalisasi, setelah 3 bulan itu, langsung diterapkan. Kalau ada yang menyimpang langsung diberi sanksi peringatan hingga denda berdasarkan Perda yang dikeluarkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta,” sambungnya.
Hasilnya, secara perlahan penghuni tidak lagi buang sampah sembarangan. Hingga awal tahun 2019 para penghuni sudah menaati buang sampah langsung ke tempat yang telah disediakan.
“Sejak tahun 2019 awal perilaku penghuni sudah berubah setelah saya mengeluarkan surat edaran bahwa warga rusun harus membuang sampahnya sendiri ke TPS,” ucap Dwiyanti.
Tak hanya buang sampah, Dwiyanti pun selalu mengingatkan kepada penghuni rusun untuk menjaga kebersihan benda pribadi, dan benda bersama. Tempat usaha penghuni misalnya, Dwiyanti menekankan untuk menjaga kebersihan lapak dagangannya masing-masing, apabila ketika dipantau setiap lapak jualan dan didapati kotor, maka lapak tersebut akan ditutup untuk ditawarkan ke penghuni lain untuk berdagang.
“Kita pantau dia (pedagang) kalau sering buang sampah lapaknya kita ambil. Namun sampai saat ini tidak ada lapak yang kita ambil,” tutupnya.