Bisnis.com, JAKARTA--Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta diprediksi tetap mengalami pertumbuhan di kisaran 5,9%-6,3% untuk tahun depan, meski masih dibayangi ketidakpastian situasi global.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco dalam acara "Outlook Ekonomi DKI 2020" yang digelar oleh Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI). Menurutnya, ekonomi di Jakarta masih berpeluang untuk meningkat seiring mulai beroperasinya angkutan massal dan ruas tol yang berada di wilayah Jabodetabek.
"Proyek transportasi publik seperti MRT [moda raya terpadu], LRT [lintas raya terpadu], dan ruas tol dalam kota sudah mulai beroperasi. Ini bisa mendorong perekonomian di Jakarta sekitar 5,9%-6,3% pada tahun depan," katanya di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI, realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III/2019 mencapai 6,07% (yoy). Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yaitu 5,72% (yoy).
Adapun, tren pertumbuhan ekonomi Jakarta tiga tahun terakhir tercatat positif, yaitu 5,85% pada 2016, 6,22% pada 2017, dan 6,17% pada 2018.
Menurutnya, pertumbuhan di ibu kota menyumbang 17% dari total perekonomian nasional. Karena itu, kinerja pemerintah dan pelaku usaha di DKI Jakarta menjadi barometer kondisi wilayah lain. Selain investasi, perekonomian Jakarta tahun lalu didongkrak oleh capaian ekspor.
"Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi 2018 karena meningkatnya performa ekspor produk otomotif. Ini terjadi setelah agen pemegang merek (APM) mengirim beberapa varian mobil baru ke negara-negara tujuan ekspor, misalnya Asia," imbuhnya.
Ke depan, Hamid berharap Pemprov DKI dapat meningkatkan sektor jasa, khususnya pariwisata sebagai andalan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, posisi Jakarta sebagai kota bisnis sekaligus Ibu Kota Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan asing ke dalam negeri.
Di kesempatan yang sama, Ketua DPP HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang memprediksi iklim ekonomi tahun depan akan membaik seiring meningkatnya minat investor menanamkan modal di Jakarta.
"Kepercayaan investor menanamkan modalnya di DKI Jakarta sangat tinggi. Ini bisa dilihat
dari pencapaian target investasi triwulan III/2019 yang menembus angka Rp41,1 triliun,"
Menurutnya, capaian tersebut menjadi indikator bahwa DKI Jakarta masih menjadi magnet investor walaupun saat ini pemerintah berencana memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur.
Meski demikian, Sarman tetap meminta Pemprov DKI meningkan kinerja, termasuk mempermudah perizinan bagi investor yang ingin membangun bisnis di Jakarta.
"Pemprov DKI harus menjadi pelopor untuk
melaksanakan perintah Presiden Joko Widodo, yaitu program Omnibus Law. Kami minta peraturan daerah yang tumpang tindih dan menghambat dunia usaha segera direvisi," ucapnya.