Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Gubenur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berpendapat masih banyak daerah lain yang lebih membutuhkan bantuan dan dukungan dari Pemerintah Pusat terkait persoalan kesejahteraan sosial.
Pendapat itu disampaikan Ariza menanggapi sejumlah kegiatan blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini di wilayah DKI Jakarta sejak dilantik pada 23 Desember 2020 lalu. Teranyar, Risma blusukan di sekitar kawasan Jalan Sudirman-Thamrin dan Jalan Pintu Air Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2021).
“Kami Pemprov DKI Jakarta punya program yang baik, punya anggaran yang cukup besar terkait masalah sosial. Di Indonesia ini masih banyak daerah lain yang memang lebih membutuhkan bantuan dan dukungan dari Pemerintah Pusat,” kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Ariza menggarisbawahi persoalan tunawisma dan kemiskinan di setiap daerah menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah.
Kendati begitu, dia menegaskan, setiap kebijakan pemerintah pasti didasari fakta dan data. Dengan demikian, dia meminta agar masyarakat memilah mana provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi dan didukung oleh kemampuan anggaran yang cukup untuk menangani persoalan sosial tersebut.
“Teman-teman buka mana provinsi yang paling miskin, mohon maaf, mana provinsi yang paling banyak penganggurannya, mana provinsi yang paling banyak masalah sosialnya, mana provinsi yang paling kecil anggarannya dan lainnya,” kata dia.
Di sisi lain, dia menegaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menganggarkan alokasi untuk penanganan pandemi Covid-19 dan jaring pengaman sosial sebesar Rp5,3 triliun di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021.
“Itu komitmen kami dalam penanganan Covid-19. Termasuk di situ jaring pengaman sosial. Jadi besar komitmen kami terkait masalah-masalah sosial,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini blusukan di sekitar kawasan Jalan Sudirman-Thamrin dan Jalan Pintu Air Pasar Baru, Jakarta Pusat, pada Senin (4/1/2021).
Dalam blusukan-nya di sekitar Jalan Sudirman-Thamrin, Risma bertemu dengan dua orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tengah duduk di antara pedestrian jalan.
Kedua PMKS itu diketahui bernama Yanto dan Fitra. Yanto mengaku tinggal di kawasan Ulujami, Pesanggrahan Jakarta Selatan dan bekerja sebagai pedagang masker keliling. Sementara Fitra mengaku tidak memiliki tempat tinggal dan sehari-hari bekerja sebagai pemulung.
Tunawisma yang diketahui menderita sakit kusta itu mengaku tidak mempunyai rumah. Kemudian, Risma meminta stafnya untuk mendata warga tersebut agar segera diberikan tempat tinggal, pengobatan, makanan dan pakaian yang layak.
Setelah berdialog dengan kedua PMKS itu, Risma melanjutkan blusukan-nya ke kawasan Jalan Pintu Air Pasar Baru, Jakarta Pusat. Di sana, dia bertemu dengan seorang lansia bernama Kasdubi.
Karena lansia itu mengaku mengaku tidak memiliki tempat tinggal, akhirnya Risma menawarkan Kasdubi untuk tinggal di Balai Bekasi.
"Bapak saya carikan rumah ya, nanti ada tempat, biar Bapak bisa tidur nyaman ndak kehujanan, biar bisa makan," kata Risma.
Di tempat yang sama, Risma kembali menjumpai seorang tuna wisma. Namun, kali ini PMKS yang mengaku bernama Faisol berasal dari Kabupaten Asahan, Sumatra Utara. Faisol berharap dapat dibantu pulang ke daerah asalnya.
Risma kemudian meminta jajarannya membantu kepulangan Faisol ke daerah asalnya di Pulau Sumatra.