Bisnis.com, JAKARTA - Komisi D DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk kembali menyempurkan operasi flyover tapal kuda di Lenteng Agung dan Tanjung Barat. Alasannya, pengawasan dua jalan layang tersebut masih dinilai minim.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmuda mengatakan, masih banyak pengendara roda dua yang melawan arus, sehingga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.
“Harus ada kerja sama dengan dishub dan Satpol PP, karena kita pantau tadi saja masih banyak orang yang malas putar jauh dan memilih lawan arus. Ini kan sangat membahayakan,” kata dia seusai melakukan peninjauan di lapangan, Rabu (14/4/2021).
Dia menuturkan, Dinas Bina Marga masih memiliki beberapa kewajiban untuk menyempurkan flyover Tapal Kuda ini. Salah satunya yakni pemasangan closed circuit television (CCTV) untuk memonitoring kondisi situasi di area tersebut.
“Kita ingatkan juga tentang kebersihan, karena ini fasilitas publik jadi CCTV juga perlu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengakui memang dari hasil uji coba yang telah dilakukan pada tahap pertama 31 Januari sampai 2 Februari dan tahap kedua pada 1 sampai 6 April 2021 lalu masih banyak warga yang melawan arus di flyover Tapal Kuda.
Baca Juga
“Oleh karena itu, kemarin kita sudah lakukan yaitu bersurat ke wali kota untuk menjaga supaya tidak ada lagi yang melawan arah. Semoga ini bisa segera ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Hari juga memaparkan flyover Lenteng Agung memiliki panjang 430 meter sisi barat dan 450 meter sisi timur.
Sementara itu, Flyover Tanjung Barat memiliki panjang 540 meter sisi timur dan 590 meter sisi barat dengan lebar masing-masing 6,5 meter.
“Nah tujuan pembangunan flyover ini yang utama untuk menutup lintas sebidang kereta api, karena ke depan setiap lintasan akan ditutup. Apalagi, di sini sering terjadi kecelakaan, terjadi kemacetan. Sekarang dengan adanya Tapal Kuda, arus sudah mulai lancar pada jam-jam sibuk,” kata dia.