Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan DKI Jakarta telah memasuki periode puncak kasus efeksi Covid-19 pada akhir Juli 2021.
Kendati demikian, kurva Covid-19 itu mesti dipahami berbarengan dengan data milik daerah lain.
“Sekarang ini yang dilihat Jawa ya, bukan hanya khusus Kota Jakarta saja,” kata Dicky melalui pesan suara, Selasa (27/7/2021).
Menurut Dicky, kurva Covid-19 di Pulau Jawa dan Bali memang relatif sudah berada pada puncak kasus efeksi Covid-19. Belakangan, kurva Covid-19 di DKI Jakarta juga menunjukkan tren pelandaian yang signifkan.
“Kurva secara keseluruhan Jawa, Bali dan Madura memang saat ini sudah masuk ke puncak ya minggu-minggu ini, kaitan dengan Jakarta paling selisihnya beberapa hari saja,” kata Dicky.
Akan tetapi, dia mengingatkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tetap waspada terkait potensi meningkatnya kematian pasien positif Covid-19 setelah tren pelandaian kurva tersebut. Pasalnya, dia menerangkan, peningkatan kasus kematian selalu terjadi dua pekan setelah momentum pelandaian kurva Covid-19.
Baca Juga
“Dua minggu kemudian puncak kasus kematian di pertengahan Agustus, itu angka kematian yang tertinggi,” kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat untuk berhati-hati memaknai sejumlah parameter Pandemi Covid-19 yang menunjukkan tren positif beberapa waktu terakhir.
Parameter pandemi Covid-19 itu berkaitan dengan turunnya kasus aktif Covid-19, positivity rate, tingkat perawatan pasien hingga jumlah kematian pasien terinfeksi.
“Apakah ini artinya pandemi di Jakarta sudah aman sama sekali? Belum. Kita harus hati-hati memaknai ini,” kata Anies melalui keterangan virtual, Senin (26/7/2021).
Meski terlihat ada perbaikan parameter Covid-19, Anies membeberkan, situasi ini masih relatif mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan gelombang pertama Covid-19 pada akhir tahun lalu. Malahan, dia mengatakan kurva Covid-19 saat ini dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan pada saat itu.
“Positivity rate kita sekarang 25 persen, ini masih jauh dari rekomendasi ideal dari WHO. Jadi kalau mau disebut aman itu kalau positivity rate di bawah 5 persen,” kata dia.
Pengunjung melintas di dekat sejumlah kios yang tutup di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (26/7/2021). Pemerintah akan memberikan insentif berupa pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas jasa sewa kios, gerai dan toko di pusat perbelanjaan selama Juni-Agustus 2021 untuk membantu dunia usaha yang terdampak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Positivity Rate Turun
rdasarkan laporan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terjadi penurunan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota yang signifikan. Pada 25 Juli kemarin, kasus aktif di Jakarta menyentuh di angka 64 ribu pasien. Padahal, puncak kasus itu sempat menyentuh di posisi 113 ribu pasien pada 16 Juni 2021.
Di sisi lain, positivity rate DKI Jakarta juga menunjukkan tren penurunan yang signifikan di angka 25 persen pada pekan ini. Angka itu jauh lebih rendah dari positivity rate awal Juli lalu yang berada di kisaran 45 persen.
“Pemakaman protap Covid-19 yang pernah mencapai lebih dari 350 pemakaman per hari kini sudah turun di bawah 200 per hari,” kata dia.
Adapun Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatatkan penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 3.567 pasien pada Selasa (27/7/2021). Pencatatan itu berasal dari tes PCR sebanyak 29.673 spesimen kepada 23.802 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan target tes dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO adalah 1.000 orang dites PCR per satu juga penduduk per pekan.
Artinya, DKI Jakarta mesti memeriksa 10.645 orang setiap pekannya.
"Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 198.809 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 492.143 per sejuta penduduk," kata dia.
Jumlah kasus aktif di Jakarta turun sejumlah 11.186 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 40.809. Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sebanyak 798.502 kasus.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 746.087 dengan tingkat kesembuhan 93,4 persen, dan total 11.606 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,5 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7 persen.
“Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 20,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 15,2 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen,” ujar Dwi.
Berdasarkan data milik Dinkes DKI Jakarta hingga 25 Juli 2021, keterpakaian tempat tidur isolasi saat ini berada di angka 73 persen dengan total pasien sebanyak 8.632 orang. Adapun total kapasitas tempat tidur di ruang isolasi itu sebesar 11.761 unit.
Sementara itu, tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang ICU sebesar 1.454 orang atau mencapai 89 persen dari kapasitas total mencapai 1.626 tempat tidur.