Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menanggapi pergerakan Sesar Baribis di selatan Jakarta yang berpotensi memicu gempa bumi. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi lantaran kondisi geografis Indonesia.
"Kita tahu bahwa Indonesia ini memang negara yang punya potensi kebencanaan termasuk Sesar Baribis," kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2022).
Ariza pun mengungkapkan, Pemprov DKI telah menyiapkan regulasi terkait upaya pencegahan dan pengendalian untuk meminimalisir dampak gempa bumi tersebut. Termasuk menyiapkan simulator untuk pelatihan menghadapi bencana tersebut.
"Kami juga terus mengupayakan sosialisasi dan simulasi," tambahnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan catatan terkait Sesar Baribis yang berpotensi menimbulkan gempa bumi. Dalam catatan tersebut, pergerakan Sesar Baribis mencapai lima milimeter per tahun, dengan struktur diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 kilometer.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan keaktifan Sesar Baribis didukung hasil pemantauan perlatan seismograf milik lembaganya yang menemukan aktivitas gempa di jalur sesar.
Baca Juga
“Meskipun dalam magnitudo kecil 2,3 – 3,1,” kata Daryono dalam keterangannya dikutip, Jumat (24/6/2022).
Sesar Baribis adalah sesar aktif yang membentang dari Purwakarta, Karawang, Bekasi, sebelah selatan Jakarta, Tangerang, hingga berakhir di Banten. Menurut penelitian Jurnal Scientific Reports Nature, penyebaran seismik lubang bor yang dilakukan di sepanjang Sesar Baribis mengungkapkan sesar ini kemungkinan besar aktif, tetapi bagian barat sesar ini terkunci.
Bagian yang terkunci tersebut menjadikan Jakarta dan wilayah sekitarnya sangat rentan terhadap gempa bumi yang cukup besar di masa depan. Hal tersebut terjadi ketika akumulasi energi akhirnya dilepaskan oleh sesar tersebut.
Peneliti mengakui studi tersebut didasarkan pada jumlah gempa yang relatif kecil dengan Magnitudo kurang dari 4,3 yang tercatat selama periode dua tahun. Difokuskan untuk memprediksi gempa di wilayah Jakarta, penelitian tersebut menyebutkan perlu kehati-hatian memasukkan Sesar Baribis yang aktif dalam setiap pembaruan peta bahaya Indonesia yang ada.