Bisnis.com, JAKARTA — Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi menyatakan penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024 lebih penting ketimbang Formula E. Alhasil PT Jakarta Propertindo harus mengalah terlebih dahulu.
Dia mengatakan, penyelenggaraan Pemilu 2024 harus dihargai ketimbang pelaksanaan Formula E. Pasalnya kegiatan Pemilu 2024 merupakan kepentingan seluruh masyarakat Indonesia.
“Ada situasi politik pemilu ya harus dihargai, lebih penting itu daripada Formula E kalau menurut saya,” ujar Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Selasa (31/10/2023).
Meskipun Pemilu 2024 menjadi prioritas utama, tetapi Prasetyo menilai program yang dijalankan oleh Jakpro tersebut tidaklah jelek, hanya saja Jakpro harus mengalah terlebih dahulu terhadap kegiatan nasional yang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
“Programnya tidak jelek, kalau memang tidak boleh ya mengalah dulu lah, ga usah dipaksakan,” jelasnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Prasetyo tidak masalah apabila pelaksanaan Formula E 2024 diundur dan tidak sesuai dengan kontrak, sebab program yang dijalankan oleh Jakpro ini tidak menggunakan anggaran dari APBD, sehingga murni ditangani oleh Jakpro.
Baca Juga
“Mungkin saja setelah itu diundur satu bulan, pemilu itu dilaksanakan Februari, bisa saja dilaksanakan pada Juni,” jelasnya.
Senada, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada kesempatan yang berbeda menyatakan bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 akan menjadi prioritas bagi Pemprov DKI karena Jakarta akan menjadi salah satu pusat perhatian masyarakat Indonesia, sehingga kegiatan ini perlu dipastikan kelancarannya.
“Iya, Pemilu 2024 merupakan prioritas,” ujar Heru di Balaikota Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Heru pun meminta Jakpro untuk mempertimbangkan penyelenggaraan Formula E 2024 agar tidak mengganggu situasi dan kondisi pada saat Pemilu 2024 berlangsung.
“Jakpro harus mempertimbangkan segala sesuatu termasuk situasi dan kondisi. Ada pemilu, ada pemilihan presiden [pilpres], pemilihan kepala daerah [pilkada], itu saja titip saya,” jelasnya.
Sebagai informasi, Heru menegaskan bahwa dirinya tidak ikut campur terkait gelaran Formula E 2024 yang berpotensi batal karena Pemilu 2024. Dia beralasan balapan mobil listrik internasional ini murni business to business (B2B) antara BUMD Jakpro dengan Formula E Operation (FEO).
“Saya minta Jakpro bisa mengomentari ini. Gelaran ini kan B2B karena situasi politik,” ujar Heru.
Heru juga mengaku bahwa sampai saat ini Jakpro belum ada melobi Pemprov DKI untuk membantu dalam mencari alternatif lain agar Formula E tetap bisa digelar pada tahun depan.
“Saya enggak, cuman Jakpro aja silahkan B2B. Apakah mundur menguntungkan atau cari tanggal yang pas, saya serahkan ke Jakpro,” jelasnya.