Bisnis.com, JAKARTA - Corporate Secretary PT Aetra Air Jakarta (Aetra) Priyatno B Hernowo menyambut baik penyelesaian Siphon kali Bekasi karena perseroan bisa fokus terhadap upaya pengurangan non revenue water (NRW) atau biasa disebut kebocoran air yang pada tahun lalu mencapai 42,88% dari volume 155 juta meter kubik.
Aetra menargetkan NRW tahun ini bisa ditekan dari 41% menjadi 38% pada akhir tahun sekaligus menyumbang pendapatan perseroan. “NRW kita sudah ada penurunan menjadi 41% dibandingkan Desember 2013 42,88%,” katanya disela-sela peringatan hari air sedunia di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran Jakarta Timur, Rabu (19/3/2014).
Tingkat kebocoran air Aetra pada tahun lalu, menurutnya, sekitar 60% disebabkan karena masalah teknis. Pada tahun ini perseroan menargetkan pengurangan kebocoran air sekitar 11 juta meter kubik setara dengan Rp66 miliar, jika per meter kubik dihargai Rp6.000.
Meskipun Aetra yakin akan memperbaiki tingkat kebocoran air, perseroan diharapkan kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) 8,2% per Mei tahun ini. Kebijakan ini diluar rencana bisnis perseroan sehingga kemungkinan terjadi peningkatan biaya listrik sekitar Rp15 miliar.
Sebelumnya diberitakan bahwa Siphon kali bekasi yang merupakan saluran air di bawah kali dari waduk Jatiluhur sudah rampung dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Kementerian Pekerjaan Umum. Saluran tersebut membuat pasokan air baku untuk Aetra lebih stabil karena tidak tercampur dengan air kali Bekasi.