Bisnis.com, JAKARTA - PD Dharma Jaya sempat dapat sorotan negatif bahkan diisukan akan didivestasi saat Joko Widodo masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Perusahaan dianggap tak sehat lantaran tidak pernah menyetorkan dividen ke PAD DKI sejak 2011 lalu.
Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati menyatakan ada sejumlah masalah yang membuat perusahaan daerah dengan 100% sahamnya dimiliki DKI itu merugi selama bertahun-tahun.
“Sayang sekali, perusahaan yang punya aset seperti Dharma Jaya itu, kalau dikelola dengan benar tidak mungkin merugi. BUMD dan BUMN memang sering jadi sarana pemerasan uang rakyat,” kata dia kepada Bisnis.com.
Di awal masuk bergabung, Marina mengaku baru tahu bahwa Dharma Jaya sebenarnya dapat suntikan modal pada APBD 2014 tapi tak bisa cair karena kinerja perusahaan yang terus menurun.
Beberapa waktu lalu BPKP melakukan due diligent yang merekomendasikan perlunya restrukturisasi utang, optimalisasi pemanfaatan aset dan perbaikan manajemen.
Marina menjelaskan masalah keuangan Dharma Jaya antara lain hutang pajak Rp10 miliar, hutang di Bank DKI dari Rp4,5 miliar menjadi Rp 17,5 miliar, serta adanya piutang sekitar Rp10 miliar yang tidak pernah disetorkan.
Pebisnis yang baru diangkat pada Desember 2014 itu menduga sejumlah masalah-masalah tersebut muncul akibat adalanya kecurangan yang dilakukan sejumlah oknum. Dia bahkan beberapa kali melihat dengan mata sendiri praktek-praktek tersebut.
Alhasil, pertama kali yang dilakukannya adalah membenahi manajemen internal perusahaan, mengurangi gaya birokratis dan lebih meniru sistem perusahaan swasta. Dia juga memberi contoh pada karyawan dengan tidak hanya bekerja dari balik meja, tidak korupsi, dan tidak makan uang komisi.
“Saya juga berikan pelatihan dan motivasi kepada pegawai. Intinya berhentilah melakukan korupsi di masa saya kalau yang sudah lalu kita maafkan,” katanya.
Indikator perbaikan yang mulai terlihat antara lain sebagian piutang yang mulai tertagih dan PMP yang akhirnya diberikan pada akhir Desember. “Yang sudah dilakukan antara lain selesaikan piutang Rp1,5 miliar yang selama ini didiamkan,” tuturnya. []