Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Jakarta Bangun IPAL Rp69 Triliun, Swasta Dilibatkan dengan Skema Ini

Sebagai salah satu bagian program regenerasi kota (urban regeneration), pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) juga menjadi infrastruktur yang realisasinya tengah digenjot DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan./ANTARA FOTO-Rivan Awal Lingga
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan./ANTARA FOTO-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagai salah satu bagian program regenerasi kota (urban regeneration), pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) juga menjadi infrastruktur yang realisasinya tengah digenjot DKI Jakarta.

Hal ini tercantum dalam proposal sembilan megaproyek urban regeneration yang diajukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan total nilai investasi Rp571 triliun kepada Presiden RI Joko Widodo.

Selain proyek transportasi dan air bersih, peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81 persen penduduk DKI Jakarta diajukan senilai Rp69 triliun.

Jokowi pun menyetujui proposal ini, namun memberi catatan. Sumber pembiayaan atas kebutuhan Rp571 triliun ini akan memiliki skema beragam, ditangani oleh APBD DKI Jakarta sebesar 32%, dari APBN sebesar 38%, dari obligasi atau pinjaman daerah sebesar 18%, dan dari pendanaan swasta sebesar 12%.

Selaku pihak yang akan menjadi pengelola, Direktur Utama Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya Subekti menjelaskan bahwa sementara ada lima pembangunan IPAL prioritas sebagai bagian dari realisasi proyek strategis daerah.

Lima zona layanan IPAL ini antara lain, Zona 1: Menteng sampai Pluit, Zona 6: Slipi sampai Duri Kosambi, Zona 2: Muara Angke, Zona 5: Sunter, dan Zona 8: Marunda.

Subekti menjelaskan bahwa lima zona ini merupakan sejarah baru bagi Jakarta karena kontruksinya akan langsung dimulai secara paralel pada tahun depan dan diproyeksi rampung lima tahun berikutnya.

"Kebutuhan [IPAL] Jakarta di luar zona existing, ada 14 zona. Dari 14 zona, start tahun depan dimulai mulai dari 5 zona, dengan skema pendaaan berbeda-beda," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Selasa (31/12/2019).

Subekti mengungkap rencana bahwa Zona 1 dan 6 akan berasal dari APBN yang bersumber pinjaman Jepang dan APBD, sementara Zona 2 dan 5 akan didanai murni dari APBD.

Satu zona lain, yakni Zona 8 inilah yang akan ditawarkan untuk kerja sama dengan pihak swasta, sehingga kini masih dalam kajian perancangan skema public private partnership (PPP).

Subekti menjelaskan bahwa kajian dan keputusan terkait skema pembangunan akan dibicarakan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.

PAL Jaya selaku Badan Usaha Milik Daerah Pemprov DKI Jakarta hanya akan menjadi operator dari lima IPAL yang direncanakan rampung pada 2025 ini.

Zona eksisting

Sebelumnya, Subekti mengungkap bahwa pihaknya bersama Pemprov DKI Jakarta telah memulai pembangunan IPAL Krukut di zona 0 atau zona eksisting di Krukut, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (8/12/2019).

IPAL Krukut diproyeksi rampung pada pertengahan 2021 sehingga sanggup mengolah air limbah yang mengalir dari kawasan Senayan, SCBD, Gatot Soebroto, hingga Bendungan Hilir (Benhil).

"Dengan dibangun instalasi pengelolaan air limbah, harapannya nanti limbah air di Jakarta bisa diolah dan digunakan kembali. Jadi nanti instalasi ini ada lebih dari 1,5 juta people equivalent, air yang dikelola ekuivalen dengan 1,5 juta orang yang nanti menjadi air bersih yang bisa dipakai menyiram [tanaman], flushing toilet, tapi airnya bersih," jelasnya.

Menurut Anies, IPAL merupakan infrastruktur penting yang harus dipersiapkan oleh kota besar sejak dini demi mengurangi degradasi daya dukung lingkungan, sehingga Jakarta mampu bertahan sebagai kota layak huni hingga bertahun mendatang.

"Kami tidak mau menyisakan masalah ini [pengelolaan limbah] untuk generasi masa depan. Karena itu, dari sekarang kita mulai dan sampai 2030 saja itu baru selesai 84 persen, kalau mau 100 persen baru selesai 2033. Untuk menggambarkan bahwa ini [infrastruktur IPAL] memang kegiatan jangka panjang, dan di sini lah kita mulai, InsyaAllah tahun depan bisa sesai lalu jadi contoh," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler