Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov DKI Jakarta berencana untuk mengevaluasi kembali kurikulum pendidikan sekolah yang ada di Ibu Kota.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuturkan rencana itu terlontar setelah aksi bom bunuh diri di halaman Gereja Katedral Makassar pada Hari Minggu (28/3/2021) lalu. Belakangan pelaku berinisial L dan YSF diketahui adalah pasangan suami istri atau Pasutri kelahiran tahun 1995 yang baru menikah satu semester.
“Ke depan kita akan tingkatkan juga kurikulum kita yang sudah ada. Agar bisa memberikan pemahaman yang lebih baik lagi,” kata Ariza seusai menghadiri acara di Makodam Jaya, Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Dengan demikian, Ariza meminta masyarakat DKI Jakarta untuk turut aktif mengawasi lingkungan pergaulan dan sosial anak-anak. Evaluasi kurikulum itu diharapkan dapat memberikan wawasan yang tepat kepada generasi yang sedang bertumbuh tersebut.
“Jadi kita orang tua harus memperhatikan lagi ke mana anak kita bergaul, belajar, bermain, harus kita perhatikan, ini penting sekali,” tuturnya.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengemukakan ada lima bom aktif siap pakai. Bom aktif tersebut akan digunakan kelompok teroris Jemaah Ansharut Daullah di wilayah DKI Jakarta.
Baca Juga
Mantan Kabareskrim Polri tersebut mengatakan kelima bom aktif tersebut disimpan pelaku di dalam lima buah toples besar dengan berat empat kilogram.
Bom ini ditemukan saat penggerebekan terduga teroris di Jakarta dan Bekasi. Menurut Sigit bom tersebut berisi berbagai cairan kimia yang jika digabungkan bisa menghasilkan ledakan cukup besar.
"Densus di Jakarta telah menemukan lima bom aktif jenis bom sumbu yang sudah siap digunakan oleh para pelaku," tuturnya, Senin (29/3/2021). Menurut Sigit, lima bom aktif tersebut disita dari salah satu lokasi penggeledahan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Dia mengatakan bahwa penemuan bom tersebut masih terkait dengan jaringan teroris JAD Sulawesi Selatan.
"Jadi bom ini masih terkait dengan pelaku L dan YSF ya," katanya.