Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Terancam Tenggelam, Penggunaan Air Tanah Bakal Diperketat

Pemprov DKI sudah menyiapkan sejumlah sumber air untuk mengantisipasi masalah penurunan volume air tanah.
Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Aliran Timur terus memantau aliran air di Stasiun Pompa Ancol, Jakarta Utara, Rabu (8/1/2020), menyusul pernyataan BMKG yang memperkirakan daerah pesisir Jakarta Utara akan terkena banjir rob./Antara
Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Aliran Timur terus memantau aliran air di Stasiun Pompa Ancol, Jakarta Utara, Rabu (8/1/2020), menyusul pernyataan BMKG yang memperkirakan daerah pesisir Jakarta Utara akan terkena banjir rob./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengatur penggunaan air di Ibu Kota untuk mengantisipasi terjadinya penurunan air tanah. Hal tersebut dilakukan melalui sejumlah strategi, salah satunya mendorong penyaluran oleh PAM.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Pemprov DKI sudah menyiapkan sejumlah sumber air untuk mengantisipasi masalah penurunan volume air tanah tersebut. Terutama dengan mengoptimalkan sejumlah sumber air.

"Kami sudah menyiapkan, bersama dengan Kementerian PUPR, yaitu Karian Serpong, Jatiluhur 1, dan Juanda untuk bisa menyalurkan seluruh kebutuhan air besih di Jakarta ke depannya," ujar Riza kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).

Dia menambahkan, penggunaan air tanah oleh sektor perhotelan, apartemen, perkantoran, dan masyarakat umum akan diatur. Pemprov, kata Riza, juga meminta seluruh pihak dapat menghemat pemakaian air tanah.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengimbau masyarakat Jakarta agar menghentikan atau mengurangi penggunaan air tanah untuk mengurangi penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.

Dia menuturkan, isu mengenai tenggelamnya Jakarta telah lama dibahas. Sejumlah kajian pun menyebutkan bahwa Jakarta terus mengalami penurunan permukaan tanah hingga 10–12 centimeter per tahun.

“Jadi Jakarta tenggelam itu kan sudah lama jadi diskusi, karena ada datanya di Jakarta Utara yang turun 10–12 centimeter, itu yang paling parah,” ujarnya, Selasa (5/10/2021).

Kawasan Pluit, di Jakarta Utara, merupakan wilayah dengan penurunan muka tanah paling parah. Pasalnya, mayoritas masyarakat di kawasan yang dekat dengan laut itu masih memanfaatkan air tanah.

Pemerintah pun terus mengimbau masyarakat untuk mengurangi eksploitasi dan penggunaan air tanah. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk mencegah agar Jakarta tidak tenggelam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper