Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Pede Ekonomi Jakarta Pulih Lebih Cepat Ketimbang Kota Lain

Hal itu diungkapkan Anies dalam rapat virtual Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (16/12/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi pengarahan dalam rapat virtual Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (16/12/2020)/Humas Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi pengarahan dalam rapat virtual Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (16/12/2020)/Humas Pemprov DKI Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan optimistis Jakarta bakal menjadi kota dengan pemulihan ekonomi yang relatif lebih cepat ketimbang daerah lain di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Anies dalam rapat virtual Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (16/12/2020).

“Kita ikut optimis Jakarta akan kembali pulih lebih cepat karena infrastruktur dan kesiapan kita lebih baik. Ke depan kita bukan saja mengendalikan harga, tapi memastikan daya beli di masyarakat tetap terjaga,” kata Anies.

Berdasarkan laporan TPID, Anies memastikan tidak bakal ada interupsi pada pasokan dan harga makanan pada pekan pertama Januari 2021.

“Dari laporan tadi Insya Allah aman. Ke depan kita pastikan pekan pertama di Januari tidak ada interupsi di pasokan, sekaligus kita harus segera menyusun program kerja untuk 2021 dengan target-target yang realistis,” tegas Anies.

Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta mencatat konsumsi rumah tangga di Ibu Kota pada triwulan III/2020 mengalami kontraksi atau minus 5,28 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019 (year-on-year/yoy).

Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Luctor E Tapiheru mengatakan kontraksi itu lebih dalam jika dibandikan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat minus 5,23 persen (yoy).

“Penurunan pengeluaran masyarakat terutama terjadi pada konsumsi terkait pakaian, makanan, perabot rumah tangga dan pembelian barang pribadi, yang menunjukkan bahwa masyarakat masih selektif dalam berbelanja,” tutur Luctor melalui keterangan tertulis pada Jumat (6/11/2020).

Seiring konsumsi masyarakat yang menurun, dia mengatakan, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman turut mengalami kontraksi sebesar minus 18,52 persen secara tahunan.

Di sisi lain, industri pengolahan dan pengadaan listrik dan gas mengalami kontraksi masing-masing minus 12,03 persen dan 10,60 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper