Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Daerah Khsus Jakarta Pramono Anung menyebut Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya berpotensi mendapatkan dana segar hingga Rp8 triliun jika melantai di bursa saham.
Menurut Pramono, dana tersebut bisa diperoleh apabila Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut melepas 20% sahamnya ke publik.
“Kemungkinan kalau di-IPO kan akan dapat dana fresh kalau melepas 20% ya. Mungkin sekitar Rp6-Rp8 triliun,” tutur Pramono kepada awak media, ketika ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).
Meski demikian, Pramono menegaskan bahwa IPO bukan satu-satunya opsi yang sedang dipertimbangkan. Pemerintah Provinsi Jakarta juga tengah mengkaji kemungkinan menjalin kemitraan strategis (strategic partnership).
Dia mengatakan bahwa dua pilihan tersebut sudah dihitung dan tengah dikaji lebih dalam. Pasalnya, kebutuhan air harus terpenuhi oleh masyarakat sehingga pihaknya tak mau salah dalam memutuskan pilihan.
“Sehingga dengan demikian dalam memutuskan apakah IPO atau strategic partner, kita putuskan dengan hati-hati,” tuturnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, wacana IPO baru disampaikan secara terbuka oleh Gubernur dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi II DPR beberapa waktu lalu. Pasalnya, PAM Jaya memiliki market sebanyak kurang lebih 2,5 juta, dimana saat ini sudah bisa memenuhi sebesar 70% air bersih di Jakarta.
“Kalau dilakukan perbaikan bisa 100 persen dan kemudian pelanggannya di atas 3 juta, menurut saya kalau di-IPO-kan menjadi sesuatu yang luar biasa dan gede banget,” jelas Pramono dalam paparannya di Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi II DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025)
Penjelasan ini diungkapkan oleh Pramono kala dia menjelaskan bahwa dalam kepemimpinannya, akan ada dua atau tiga BUMD yang akan melantai di bursa. Salah satu dari BUMD tersebut adalah Bank DKI.